Sebagai pekerja dan residen di sebuah remote site di pulau Sumatera, ada banyak hal yang menambah pengetahuan dan pengalaman yang baik bagi perkembangan pribadi saya. Namun ada pula hal yang ternyata secara tidak sadar (untungnya udah mulai sadar. hehehe) merusak perkembangan pribadi saya. Hal-hal baik yang saya nikmati dan tambahkan ke daftar pengalaman terbaik saya adalah masuk dalam bisnis tambang yang bukan keahlian saya sebenarnya; merasakan tinggal di daerah pedalaman yang kesehariannya sangat sederhana dan membuat saya mengucap syukur untuk banyak hal yang selama ini skip dari rasa syukur saya; kenal dan berinteraksi dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang suku, agama, ras yang memiliki adat istiadat, kebiasaan, dan pola pikir yang berbeda; serta “memaksa” saya lebih disiplin dalam menggunakan waktu. Disini saya harus berperang dengan waktu dan rasa malas. Bekerja dimulai pukul 06.00 WIB dan selesai pukul 18.00 WIB setiap hari selama 28 hari. Saya sebenarnya malu sekali kalau terlambat dan selalu berusaha lebih cepat tiba di lokasi kerja serta berjuang mengalahkan rasa malas (and still I’m trying to fight this laziness).
Bekerja dengan orang lain yang memiliki latar belakang ras, suku, dan agama yang berbeda secara positif menambah kemampuan saya dalam bersosialisasi. Memang gak selalu mudah. Perbedaan budaya, adat, kebiasaan, dan pola pikir sering banget bertentangan. Mengenai budaya dan adat, saya berusaha mempelajari dan berusaha untuk tidak mengganggu. Lalu isu ras seringkali menjadi semacam kutil yang rada mengganggu. Pekerja bule dan nasional sering mendapat perlakuan berbeda. Perlakuan ke pekerja bule cenderung lebih baik. Ironisnya perlakuan itu dilakukan oleh pekerja nasional sendiri. Disini semua pekerja sama-sama bekerja dan masing-masing mendapat upah sesuai dengan tingkat pekerjaan yang dilakukan. Namun kecenderungan pekerja nasional untuk memperlakukan pekerja bule lebih istimewa dan kecenderungan pekerja bule memperlakukan pekerja nasional tidak selalu baik/ramah. Memang ada yang sebaliknya namun dalam persentase yang kecil. Saya secara pribadi menganggap semua pekerja sama aja. Kalo orangnya ramah, saya akan ramah. Kalo orangnya sengak, akan saya jauhi. Bagi saya, ras hanya sekedar perbedaan warna kulit dan postur, bukan level dalam sosial.
Perbedaan agama juga seringkali jadi isu yang menurut saya irritating. Memang tidak selalu menonjol ke permukaan. Namun terasa sekali ada pola pergaulan yang mengkotak-kotakkan persahabatan/pertemanan berdasarkan keyakinan. Saya pribadi memilih berteman dengan orang-orang yang menurut saya tidak mengganggu kenyamanan saya, bukan karena apa agamanya, rasnya, sukunya, dll. Berteman dengan rekan yang memiliki keyakinan berbeda dengan saya atau bahkan yang tidak memiliki keyakinan tertentu menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk menghargai perbedaan. Bahkan saya belajar banyak hal baik yang belum pernah saya bayangkan akan memperolehnya dari rekan atau teman yang berkeyakinan beda dengan saya. This is the beauty of diversity.
Bagaimana dengan kamu? Sudah menikmati perbedaan kah? 🙂
Sudah banget. Untungnya dari kecil udah disekolahin di sekolah yang lumayan beda2 gitu terutama soal agama dan suku. Akhirnya setelah gede gak kaget2 banget dan biasa2 aja kalau ada orang lain yang berbeda.
emang kudu dibiasain sejak kecil ya Kak Non… jadi memang benar kata pepatah, semua diawali dari rumah. 🙂
Udah kerja di 5 remote sites. Martabe yang paling super berwarna, bikin geli, stress, sedih tapi seneng juga. Beneran site paling menantang yang pernah ditemui. Persaingan kerja dan ego tinggi sangat kuat sekali disini. Belum lagi jadwal kerja yang 12 jam. Mau ga mau kudu survive mba. Aku juga selalu berusaha fight dengan semuanya.
Wahhh..Teh Wulan yang udah keliling dunia perbatuan aja masih bilang gitu, apalagi aku yang newbie ini ya. hehehe… setelah tau gimana situasi disini, aku jadi ngeset prinsip baru: disini aku cuma untuk kerja, kalaopun ada yang jadi teman baik, makasih, kalopun gak, aku rapopo. hehehe… and God loves me so much that I apparently have good friends here. 🙂
hahaha..aku banget..makanya kalo aku suka keliatan cuek, sombong dan lain-lainya mungkin. smangattt!! Yang penting disana buat kerja. 🙂
aku dikatain jutek malah. hahahah. setuju. biarin aja dikatain gitu yang penting kita gak ngeganggu mereka kan. 😉 semangaattt…